Jumat, 24 Mei 2013

berita konvoi



Tradisi Konvoi Masih Populer

TANJUNGPINANG, TRIBUN-Jumat (24/5), Kebiasaan atau suatu tradisi memang sudah melekat pada diri manusia. Justru itu manusia sulit untuk menghilangkannya, karena kegiatan ini sudah terjadi secara turun temurun. Begitu juga dengan teradisi konvoi yang masih berlaku dan tetap populer khususnya pada kalangan siswa SMA yang baru saja lulus Ujian Nasional.
Kegiatan beramai-ramai di jalan ini memang telah dilarang oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas akan memberi sanksi apabila siswa melakukan hal tersebut. Sanksinya adalah memanggil masing-masing Kepala Sekolah.
Memang tindakan Kepala Dinas sudah cukup bijak, tetapi untuk mengendalikan emosi anak seusia mereka sangat sulit, karena mereka melakukan acara ini secara sembunyi-sembunyi sehingga mereka berhasil melarikan diri dari kawasan guru. Padahal masing-masing guru di sekolah telah memberi nasehat. “ Kami tidak setuju apabila kegiatan konvoi ini dilakukan, karena kegiatan seperti ini akan mencelakakan siswa, kami juga melarang siswa untuk mencoret baju, sehingga kami menyarankan siswa yang telah lulus untuk membagikan baju sekolahnya kepada anak yang kurang mampu,” ujar Ibu Budi ( Guru SMA PGRI Tanjungpinang ).
Selain itu siswa yang ikut konvoi juga memang menunjukan sikap yang keterlaluan, mereka melakukan aksi berdiri di atas motor dengan kebut-kebutan, saling jerit menjerit seperti tidak selayaknya orang terpelajar.
Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat, karena selain jalan yang sempit mereka juga menggangu pengguna jalan lainnya.“Kami melakukan konvoi ini adalah wujud dari suka cita, karena kami merasa bahwa ini adalah hari kemenangan”,ujar  Rifki.
Khawatir dengan kejadian demikian SMA Negeri 4 Tanjungpinang juga mengambil kebijakan untuk mencegah aksi konvoi dengan cara memperlambat pemabagian amplop kelulusan. “Kami sengaja mengulur-ulurkan waktu, untuk mencegah terjadinya aksi konvoi, karena kalau kami bagikan jam 16.00 WIB, anak-anak memiliki waktu yang banyak untuk melakukan aksi berbahaya ini, ujar Alam Nasro ( Guru PKn SMA Negeri 4 Tanjungpinang ).
 


Tetapi usaha ini tidak berhasil, dijumpai di jalan pramuka siswa-siswa SMA Negeri 4 ini bergerombolan melakukan aksi tidak baik ini. Mereka sangat merasa puas dengan kelulusan. Padahal hal ini akan membahayakan diri mereka dan oranglain.
Berbeda dengan itu, guru PGRI juga mengambil kebijakan dengan mengundang orangtua ke sekolah. Kelihatannya mereka berhasil dan tadi tidak kedapatan siswa mereka melakukan aksi berbahaya tersebut, karena murid disarankan untuk pulang bersama orangtuanya.
Memang tindakan ini tidak dapat mempersalahkan guru, karena di setiap sekolah guru telah memberI arahan yang cukup. Tetapi semua itu tergantung cara berfikir siswa.Kebanyakan siswa belum dapat berfikir positif secara maksimal. Seharusnya mereka melampiaskan rasa wujud syukur tersebut dengan cara berdo`a dan bersyukur kepada Tuhan, karena itulah cara bersyukur yang paling efektif untuk dilakukan, bukan sebaliknya melakukan wujud syukur yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar