Senin, 27 Mei 2013

Berita



Sistem Rayon Diterapkan Kembali
TANJUNGPINANG, TRIBUN – Tahun ajaran baru merupakan tahun yang  dinanti-nantikan oleh siswa, karena pada tahun pembukaan ajaran baru ini  siswa akan memilih sekolah lanjutan yang paling diminati  olehnya. Tetapi, pada tahun ini siswa harus berlapang dada karena siswa yang akan mendaftar di SMA favoritnya hanya bisa mendaftar SMA yang berada pada lingkungan rayonnya saja.
 “ dulunya perkumpulan anak pintar hanya berada pada satu sekolah itu juga tidak baik, maka dengan adanya rayon pembagian murid akan lebih merata,” ujar Samartua Pardosi, wakil kepala sekolah SMA negeri  4.
“Memang dengan adanya system rayon ini pembagiaan kemampuan siswa akan lebih merata tetapi apakah masyarakat setuju? karena  siswa ingin masuk sekolah A tetapi tidak bisa,” ujar Imam Safii kepala sekolah SMA 2.
“memang tahun ini tidak dapat lagi menggunakan sistem online karena RSBI telah di hapuskan jadi pendaftaraan tahun ini dilakukan secara manual, mungkin nanti akan dilakukan rapat antar kepala sekolah,”ujar  Lindawati, sekretariat dinas pendidikan.
 Menurut pendapat Nur “ saya setuju dengan diadakannya system rayon ini, karena mempermudah calon siswa baru untuk mendaftar disekolah yang berada dilingkungan tempat tinggalnya, jadi calon siswa baru yang berada dilingkungan sekolah tersebut jadi lebih diutamakan,” ujar orang tua calon siswa baru ini, Senin (27/5).
LS calon siswa baru  yang akan masuk SMA ini mengatakan” saya merasa lebih mudah untuk masuk di sekolah pilihan saya karena berada dilingkungan tempat tinggal saya,” ujarnya.


Jumat, 24 Mei 2013

berita konvoi



Tradisi Konvoi Masih Populer

TANJUNGPINANG, TRIBUN-Jumat (24/5), Kebiasaan atau suatu tradisi memang sudah melekat pada diri manusia. Justru itu manusia sulit untuk menghilangkannya, karena kegiatan ini sudah terjadi secara turun temurun. Begitu juga dengan teradisi konvoi yang masih berlaku dan tetap populer khususnya pada kalangan siswa SMA yang baru saja lulus Ujian Nasional.
Kegiatan beramai-ramai di jalan ini memang telah dilarang oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas akan memberi sanksi apabila siswa melakukan hal tersebut. Sanksinya adalah memanggil masing-masing Kepala Sekolah.
Memang tindakan Kepala Dinas sudah cukup bijak, tetapi untuk mengendalikan emosi anak seusia mereka sangat sulit, karena mereka melakukan acara ini secara sembunyi-sembunyi sehingga mereka berhasil melarikan diri dari kawasan guru. Padahal masing-masing guru di sekolah telah memberi nasehat. “ Kami tidak setuju apabila kegiatan konvoi ini dilakukan, karena kegiatan seperti ini akan mencelakakan siswa, kami juga melarang siswa untuk mencoret baju, sehingga kami menyarankan siswa yang telah lulus untuk membagikan baju sekolahnya kepada anak yang kurang mampu,” ujar Ibu Budi ( Guru SMA PGRI Tanjungpinang ).
Selain itu siswa yang ikut konvoi juga memang menunjukan sikap yang keterlaluan, mereka melakukan aksi berdiri di atas motor dengan kebut-kebutan, saling jerit menjerit seperti tidak selayaknya orang terpelajar.
Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat, karena selain jalan yang sempit mereka juga menggangu pengguna jalan lainnya.“Kami melakukan konvoi ini adalah wujud dari suka cita, karena kami merasa bahwa ini adalah hari kemenangan”,ujar  Rifki.
Khawatir dengan kejadian demikian SMA Negeri 4 Tanjungpinang juga mengambil kebijakan untuk mencegah aksi konvoi dengan cara memperlambat pemabagian amplop kelulusan. “Kami sengaja mengulur-ulurkan waktu, untuk mencegah terjadinya aksi konvoi, karena kalau kami bagikan jam 16.00 WIB, anak-anak memiliki waktu yang banyak untuk melakukan aksi berbahaya ini, ujar Alam Nasro ( Guru PKn SMA Negeri 4 Tanjungpinang ).
 


Tetapi usaha ini tidak berhasil, dijumpai di jalan pramuka siswa-siswa SMA Negeri 4 ini bergerombolan melakukan aksi tidak baik ini. Mereka sangat merasa puas dengan kelulusan. Padahal hal ini akan membahayakan diri mereka dan oranglain.
Berbeda dengan itu, guru PGRI juga mengambil kebijakan dengan mengundang orangtua ke sekolah. Kelihatannya mereka berhasil dan tadi tidak kedapatan siswa mereka melakukan aksi berbahaya tersebut, karena murid disarankan untuk pulang bersama orangtuanya.
Memang tindakan ini tidak dapat mempersalahkan guru, karena di setiap sekolah guru telah memberI arahan yang cukup. Tetapi semua itu tergantung cara berfikir siswa.Kebanyakan siswa belum dapat berfikir positif secara maksimal. Seharusnya mereka melampiaskan rasa wujud syukur tersebut dengan cara berdo`a dan bersyukur kepada Tuhan, karena itulah cara bersyukur yang paling efektif untuk dilakukan, bukan sebaliknya melakukan wujud syukur yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Berita Kelulusan



Dag Dig Dug
TANJUNGPINANG, TRIBUN- Jumat (24/5) adalah hari yang membuat dag dig dug persaan siswa karena pada hari ini nilai kelulusan semua siswa kelas XII SMA akan diumumkan. Sebagai orang yang normal perasaan ini dianggap wajar karena itu sudah menjadi hal biasa bagi insan pelajar.
Begitu juga dengan siswa SMA PGRI mereka terlihat tenang padahal sebenarnya mereka penyimpan kegelisahan. Namun, mereka berhasil mengatasi hal tersebut . “ saya tetap optimis saja, meskipun hasil yang keluar tidak sesuai hrapan yang penting saya sudah berusaha sebisa saya,” ujar anak dari bapak mikael.
Sebelum amplop dibagikan kepala sekolah memberi arahan kepada siswa dan menasihati siswa supaya siswa yang tidak lulus tidak berputus asa. “ kalau takut kalah jangan berperang, kalau takut tidak lulus jangan ikut ujian,” ujar Suryono (57) kepala sekolah SMA PGRI .
Setelah pukul 16.00 Wib guru membagikan amplop hasil ujian ternyata siswa tidak dapat menahan tangis haru mereka menangis ketakutan sebelum membuka amplop tersebut karena tak kuasa manahan air mata. Siswa PGRI ini keseluruhannya berjumlah 29 siswa, siswa yang lulus berjumlah 27 siswa terdapat 2 ( berinisial V dan M) siswa yang tidak lulus, salah satu siswa tersebut tidak hadir. Setelah amplop dibagikan siswa yang lulus menjerit merasa bahagia sedangkan siswa yang tidak lulus tidak dapat mengeluarkan air matanya lagi ia hanya dapat terdiam.
Para guru dan teman-temannya mencoba memberi motivasi kepada murid tersebut supaya anak tersebut tetap semangat dan tidak berputus asa. “ Sabar ya nak kamu pasti bisa, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda jangan menyerah,” ujar budi salah seorang guru kepada siswa yang tidak lulus.”
“ Harapan saya kedepan SMA PGRI dapat lulus 100% seperti tahun sebelumnya,” ujar Suryono.
Sebaliknya murid yang lulus melakukan aksi coret-coret baju osis mereka menggunakan spidol tetapi mereka tidak melakukan konvoi, mereka tetap menjaga keamanan sekolahnya.
Di SMA Santa Maria juga terdapat 2 siswa yang tidak lulus, di SMA ini siswa di himbau untuk menggunakan baju bebas agar terhindar dari aksi yang tidak di inginkan. Siswa SMA Santa Maria langsung bubar meninggalkan sekolahnya usai menerima amplop kelulusannya. (ika)

Kamis, 23 Mei 2013

Berita 2



Penerimaan Siswa Baru SMA Belum Dapat Dipastikan


TANJUNGPINANG,TRIBUN -  Menjelang dibukanya tahun ajaran baru ini penerimaan siswa baru belum menemui titk terang,padahal keputusan UN akan keluar besok hari.
Kepala Sekolah SMA Negeri 3
Ditemui di SMA negeri 3 , Elfizah kepala sekolah ini menegaskan bahwa PSB belum ditentukan oleh pemerintah pusat. “ kami belum mengadakan rapat untuk PSB, karena belum adanya surat ederan dari pemerintah kota terkait dengan mekanisme PSB tahun ini. Ujian semester juga belum dilaksanakan, jadi belum dapat dipastikan kapan PSB dapat digelar,” ujarnya.
Imam Safii.S.pd.M.Si- kepala sekolah SMA N 2
Hal yang sama juga diungkapkan oleh kepala sekolah SMA negeri 2 “ mengenai siswa tahun ajaran baru masih diperkirakan akan dilaksanakan sekitr awal juli namun kami masih menunggu petunjuk dan kepastiannya,” tutur Imam Safii (47) , kamis (23/5).
Selain daripada itu menurut  Drs. Yusserizal (52) wakil kesiswaan SMAN 4 .” biasanya PSB ini dilaksanakan pada awal juli, tapi saya belum dapat menentukan kepastiannya, sebab kami belum menerima surat edaran dari pemerintahan kota,” ujarnya.
Drs.Yusserizal
Drs. Yusserizal juga memprediksi tentang kuota penerimaan siswa pada tahun ini “ kemungkinan kuota penerimaan siswa sama dengan sebelumnya, sekitar 300 siswa yang biasanya  dibagi dalam delapan kelas, dalam satu kelas terdapat sekitar 36 siswa namun jika adanya penambahan, itu kebijakan dari pihak sekolah,” tuturnya
M.Tohir Karjono,M.Pd
Biasanya PSB ini digelar secara terlebih dahulu di SMA N 1 namun tidak pada tahun ini. hal ini di jelaskan  oleh  humas SMA N 1 M.Tohir Karjono,M.Pd “ tahun ini kami tidak mengelar PSB terlebih dahulu, dikarenakan kami bukan RSBI ( Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) lagi, jadi kami belum berani membuka pendaftaran. Kami akan mengadakan PSB secara serentak bersama sekolah lain,” ujarnya. (ika)

Rabu, 22 Mei 2013

BERITA



RESUSITASI MENCEGAH KEMATIAN BAYI

  • ·         Dampak resusitasi pada bayi
Narasumber- dr.Eriyati Indra Santo

TANJUNGPINANG, TRIBUN – Seminar yang dilaksanakan di RSUP Tanjungpinang membahas tentang Resusitasi Neonatus P3K pada bayi yang diselenggarakan oleh perinasia . Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekwat.Tindakan resusitasi merupakan tindakan kritis yang dilakukan pada saat terjadi kegawat daruratan terutama pada sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (sekitar 4 s/d 6menit).
Kematian Neonatus di Indonesia masih tinggi, kasus kegawatan bayi yang memerlukan resusitasi banyak terjadi di ruang perawatan neonatus,kamar bersalin atau kamar operasi  dan unit gawat darurat.Oleh karena itu, staf di tempat tersebut harus dapat menata laksana kasus kegawatan yang memerlukan resusitasi neonatus.
“Diperkirakan 10% bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk bernapas pada saat lahir dan 1% saja yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif. Penilaian awal saat lahir harus dilakukan pada semua bayi. Penilaian awal itu ialah: apakah bayi cukup bulan, apakah bayi menangis atau bernapas, dan apakah tonus otot bayi baik. Jika bayi lahir cukup bulan, menangis, dan tonus ototnya baik, bayi dikeringkan dan Dipertahankan tetap hangat. Hal ini dilakukan dengan bayi berbaring di dada ibunya dan tidak dipisahkan dari ibunya,” Ujar dr. Eriyati Indra Santo, saat ditemui di RSUP Tanjungpinang, Rabu (22/5).
Resusitasi dapat dicegah dengan cara ibu hendaklah banyak mengkosumsi vitamin dan memeriksa kehamilan secara teratur dan ibu hamil dilarang mengkosumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba karena dapat menganggu perkembangan pada janin. Faktor-faktor yang mengakibatkan resusitasi bisa terjadi karena bayi tersebut dikarenakan kekurangan cairan plasenta sehingga bayi itu susah untuk bernafas sehingga ketika bayi tersebut hidup organ ditubuhnya seperti paru-paru tidak dapat berkembang secara sempurna.resusitasi neonates berbeda resusitasi pada anak dan dewasa.resusitasi ini berpengaruh pada kualitas hidup anak Indonesia.
Menurut dr.eriyati, “ resusitasi penting pada bayi agar bayi yang lahir terhindar dari kematian,” ujarnya.(ika)